Makalah "Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus"
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, istilah anak luar biasa yang
kini disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih disalah tafsirkan, yaitu
anak luar biasa selalu diartikan sebagai anak yang berkemampuan unggul atau
berprestasi luar biasa. Padahal pengertian anak luar biasa juga mengacu kepada
pengertian yaitu anak yang mengalami
kelainan atau ketunaan, baik pada
satu macam kelainan atau lebih dari satu kelainan jenis kelainan.
Anak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum sebagai
anak luar biasa.Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara
signifikan (bermakna) mengalami kelainan/penyimpangan (phisik,
mental-intelektual, social, emosional) dalam proses pertumbuhan/
perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga mereka
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.Dengan demikian, meskipun seorang anak
mengalami kelainan/ penyimpangan tertentu, tetapi kelainan/penyimpangan
tersebut tidak signifikan sehingga mereka tidak memerlukan pelayanan pendidikan
khusus, anak tersebut bukan termasuk anak dengan kebutuhan khusus.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Anak
Berkebutuhan Khusus?
2.
Apa karakteristik Anak
Berkebutuhan Khusus?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui lebih dalam tentang Anak Berkebutuhan Khusus.
2. Untuk
mengetahui karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Anak
Berkebutuhan Khusus
Anak dengan
kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (bermakna) mengalami
kelainan/penyimpangan (phisik, mental-intelektual, social, emosional) dalam
proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain
seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.Dengan
demikian, meskipun seorang anak mengalami kelainan/ penyimpangan tertentu,
tetapi kelainan/penyimpangan tersebut tidak signifikan sehingga mereka tidak
memerlukan pelayanan pendidikan khusus, anak tersebut bukan termasuk anak
dengan kebutuhan khusus.
Anak yang berkebutuhan
khusus secara umum dikenal masyarakat umum sebagai anak luar biasa. Maka
terlebih dahulu dibahas tentang hakekat anak luar biasa. Dalam percakapan
sehari-hari orang yang dijuluki sebagai “orang luar biasa” ialah mereka yang
memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang terkenal karena memiliki
kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki kreativitas yang tinggi dalam
melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa di bidang IPTEK, religius, dan
bidang-bidang kehidupan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat, dan orang yang
mencapai prestasi yang mnghebohkan dan
spektakuler, misalnya orang yang berhasil menaklukkan gunung tertinggi didunia,
dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan,
kata luar biasa juga merupakan julukan atau sebutan bagi mereka yang memiliki
kekurangan atau mengalami berbagai kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami
orang normal pada umumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka
ynga disebut luar biasa dapat berupa kelainan dari segi fisik, psikis, sosial
dan moral.
Kelainan dari segi
fisik dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki kaki sebelah
kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya. Kelainan dari segi psikis, atau
aspek kejiwaan (psikologis, misalnya orang yang menderita keterbelakangan
mental akibat dari intelegensi yang dimiliki dibawah normal) (Abdul Hadis, 2006
: 4-5).
Anak berkebutuhan
khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang
memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi
kemanusiaan mereka secara sempurna. ( Hallahan dan Kauffman, 1986 dalam Abdul
Hadis, 2006 : 5-6). Anak luar biasa disebut anak yang berkebutuhan khusus,
karena dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan
bantuan, layanan pendidikan, layang sosial, layanan bimbingan konseling, dan
berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.
B. Karakteristik
Anak Berkebutuhan Khusus
Karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Berdasarkan sejarah panjang yang ada, peraturan hukum
yang dibuat, serta pendapat para ahli maka anak berkebutuhan khusus
didefinisikan sebagai ”Anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa
dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya. Mereka yang secara fisik,
psikologis, kognitif atau sosial terhambat dalam mencapai
tujuan-tujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputi mereka yang
tuli, buta, mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental, gangguan
emosional. Juga anak-anak yang berbakat dengan inteligensi yang tinggi, dapat
dikatagorikan sebagai anak berkebutuhan khusus/luar biasa, karena memerlukan
penanganan yang terlatih dari tenaga profesional” (Suran dan Rizzo, 1979 dalam
Mangunsong, F 2009).
Anak berkebutuhan khusus pun menurut Hallahan dan Kauffman (2006)
memerlukan pendidikan dan layanan yang khusus agar potensi kemanusiaan yang
mereka miliki dapat berkembang. Anak berkebutuhan khusus sudah jelas tampak
berbeda dengan anak kebanyakan dalam satu atau lebih hal semisal: adanya
keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar atau gangguan atensi, gangguan
emosi atau perilaku, hambatan fisik, hambatan berkomunikasi, autisma, hambatan
pendengaran, hambatan penglihatan atau keberbakatan dan kecerdasan istimewa.
Kekhususan yang dikaitkan dengan perbedaan cara belajar tentunya memberikan
dampak pada cara menginstruksikan yang berbeda dengan anak yang biasa.
Kekhususan yang dialami setiap anak bisa jadi memiliki penyebab, tingkat
keparahan, dampak bagi kemajuan pendidikan dan dampak itupun jadi berbeda jika
dikaitkan dengan usia, jenis kelamin dan lingkungan hidup anak tersebut
masing-masing.
Ada banyak macam dari anak-anak berkebutuhan khusus, di antaranya adalah
sebagai berikut :
- Anak
dengan keterbelakangan mental
- Anak
dengan keterlambatan perkembangan fisik
- Anak
dengan gangguan emosional dan spektrum autisma
- Anak
dengan hambatan perkembangan kognitif
- Anak
berbakat dan cerdas istimewa
1. Tuna Netra
Anak yang
mengalami gangguan daya penglihatannya, berupa kebutaan menyeluruh atau
sebagian, dan walaupun telah diberi pertolongan dengan alat-alat khusus, mereka
masih tetap memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri anak Tuna netra:
- Tidak mampu melihat
- Tidak mampu mengenali pada jarak 6 m
- Kerusakan nyata pada kedua bola mata
- Sering meraba – raba / tersandung waktu
berjalan
- Mengalami kesulitan mengambil benda kecil
didekatnya.
- Bagian bola mata yang hitam berwarna keruh /
bersisik/kering
- Pandangan hebat pada kedua bola mata
- Mata yang bergoyang terus
2. Tuna Rungu
Anak yang
kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga tidak atau
kurang mampu berkomunikasi secara verbal dan walaupun telah
diberikan pertolongan dengan alat bantu dengar masih tetap
memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri anak tuna rungu:
- Secara nyata tidak mampu dengar
- Terlambat perkembangan bahasa
- Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi
- Kurang/ tidak tanggap bila diajak bicara
- Ucapan kata tidak jelas
- Kualitas suara aneh /monoton
- Sering memiringkan kepala dalam usaha
mendengar
- Banyak perhatian terhadap getaran
- Keluar cairan nanah dari kedua telinga.
3. Tuna Grahita
Anak yang
secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan mental intelektual
jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan
dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan
layanan pendidikan khusus.
Ciri-ciri fisik dan
penampilan anak:
- Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya
kepala terlalu kecil / besar
- Tidak bisa mengurus diri sendiri sesuai usia
- Perkembangan bicara /bahasa terlambat
- Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap
lingkungan (pandangan kosong)
- Koordinasi gerakan kurang (gerakan serina
tidak terkendali0
- Sering keluar ludah (cairan) dari mulut
(ngiler)
- Anak kembar sedunia (down syndrome)
4.Tuna Daksa
Anak yang
mengalami kelainan atau cacat yang menetap pada alat gerak
(tulang,sendi,otot)sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan
khusus. jika mereka mengalami ganguan gerakan karena kelayuan pada fungsi
syaraf otak,mereka disebut Cerebral Palsy (CP).
Ciri-ciri Anak tuna Daksa:
- Anggota gerak tubuh kaku/lemah/lumpuh
- Kesulitan dalm gerak (tidak sempurna,tidak
lentur/tidak terkendali)
- Terdapat bagian anggota gerak yang tidak
lengkap/tidak sempurna/lebih kecil dari biasanya
- Terdapat cacat pada alat gerak
- Jari tangan kaku dan tidak dapat
menggengam
- Kesulitan padasaat berdiri / berjalan /duduk
dan menunjukkan sikap tubuh tidak normal
- Hiperaktif/tidak dapat tenang
5. Lamban belajar
Lamban
belajar atau slow leaner adalah anak yang memiliki potensi intelektual
sedikit dibawah normal tetapi belum termasuk tuna grahita
biasanya memiliki IQ sekitar 70 – 90. Biasanya dalam hal mengalami
hambatan atau keterlambatan berfikir, merespon rangsangan dan
adaptasi social , tetapi masih jauh lebih baik dib3 anding dengan tuna
grahita, lebih lamban dari yang normal. Mereka butuh waktu yang
lebih lama dan berulang-ulang untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun
non akademik, dan karenanya memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Ciri – ciri anak lamban
belajar:
- Rata – rata prestasi belajarnya selalu rendah
( kurang dari 6 )
- Dalam penyelesaian tugas–tugas akademik sering
terlambat dibandingkan dengan teman seusianya
- Daya tangkap terhadap pelajaran terlambat
- Pernah tidak naik kelas
6. Anak berkesulitan
Belajar
Anak yang
mengalami kesulitan belajar adalah anak yang secara nyata mengalami kesulitan
dalam tugas – tugas akademik khusus terutama dalam kemampuan membaca, menulis
dan berhitung, atau anak dalam kesulitan pada mata pelajaran tertentu
yang diduga karena disebabkan factor disfungsi neugologis dan bukan disebabkan
factor intelegensi, yang sehingga anak tersebut memerlukan pelayanan pendidikan
khuusus.
Anak dalam kesulitan
belajar dapat dikelompokkan dalam :
- Kesulitan belajar membaca / disleksia
- Kesulitan belajar menulis/ disgrafia
- Kesulitan belajar berhitung/ diskalkulia
- Sedang pada mata pelajaran lain mereka tidak
mengalami kesulitan yang berarti.
Ciri anak yang berkesulitan
belajar membaca/disleksia:
- Perkembangan kemampuan membaca terlambat
- Kemampuan memahami isi bacaan rendah
- Kalau membaca sering terdapat kesalahan
Cirri anak yang mengalami
kesulitan belajar menulis/disgrafia
- Kalau menyalin tulisan sering terlambat
selesai
- Sering salah menulis huruf b dengan p, p
dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9 dsb
- Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca
- Tulisannya banyak salah/ terbalik/ada huruf
yang hilang
- Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak
bergaris
Cirri anak yang mengalami
kesulitan belajar berhitung/diskalkulia
- Sulit membedakan tanda – tanda +, _, < ,
>, =
- Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan
- Sering salah membilang dengan urut
- Sering salah membedakan angka 9 dengan 6 17
dengan 71, 2 dengan 5 dsb
- Sulit membedakan bangun – bangun geometri
7. Anak cerdas istimewa dan
bakat istimewa/ CIBI
Anak
berbakat atau anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan Luar biasa adalah
anak yang memiliki potensi kecerdasan/intelegensi , kreatifitas dan tanggung
jawab terhadap tugas ( task commitment ) diatas anak – anak seusianya, sehingga
untuk mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata memerlukan pelayanan
pendidikan khusus, anak berbakat sering juga disebut sebagai “ gifted &
talented.
Ciri – ciri anak berbakat:
- Bisa membaca pada usia lebih dini
- Membaca lebih cepat dan benar
- Memiliki perbendaharaan kata yang luas
- Mempunyai rasa ingin tahu yang kuat
- Memiliki minat yang luas, tanggap terhadap
permasalahan orang dewasa
- Mempunyai inisiatif dan dapat bekerja sendiri
- Menunjukkan keaslian ( orisinl) dalam ungkapan
verbal
- Member jawaban – jawaban yang baik
- Banyak memberikan gagasan – gagasan
- Luwes dalam berfikir
- Terbuka terhadap rangsangan dari
lingkungan
- Memiliki pengamatan yang tajam
- Dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu yang
panjang terutama terhadap tugas dan bidang yang diminati
- Berfikir kritis juga terhadap diri sendiri
- Senang mencoba dengan hal – hal yang baru
- Mempunyai daya abstraksi , konseptualitas dan
sintesis yang tinggi
- Senang dan kegiatan intelektual
dan pemecahan –pemecakan masalah
- Cepat menangkap hubungan sebab akibat
- Berperilaku terarah pada tujuan
- Mempunyai daya imajinasi yang kuat
- Mempunyai banyak kegemaran/hobi
- Mempunyai daya ingat yang kuat
- Tidak cepat puas dengan prestasinya
- Peka / sensitive serta menggunakan firasat /
intuisi
- Menginginkan kebebasan dalam gerakan dan
tindakan
KASUS
Mas Arjani adalah
seorang siswi kelas V SDLB-B Singaraja. Ia adalah putri ketiga dari pasangan
Komang Praman dan Komang Ayuni yang beralamat di Desa Ularan – Seririt. Mas
Arjani adalah siswi yang sangat periang namun sejak lahir ia memiliki kecacatan
yang sering kita kenal dengan istilah tuli dan bisu. Bagi keluarga Mas Arjani
tentunya hal seperti merupakan hal yang sangat menyedihkan dimana anak
perumpuan ini akan tumbuh dengan kekurang yang dimiliki dan membedakannya
dengan orang-orang di sekitarnya. Namun walaupun memilki kekurangan orang tua
dari Mas Arjani sendiri sangat tegar dan bersedia menerimanya serta
menyayanginya. Keluarga Mas Arjani ingin memberikan segala yang terbaik
untuknya termasuk juga memberikan pendidikan formal yang sesuai dengan
kekhususannya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Karakteristik anak
berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan
fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan
sensorimotor, kognitif, kemampuan berbahasa, ketrampilan diri, konsep diri,
kemampuan berinteraksi sosial, serta kreativitasnya. Untuk mengetahui secara
jelas tentang karakteristik dari setiap siswa, guru terlebih dahulu
melakukan skrining atau asesmen agar mengetahui secara
jelas mengenai kompetensi diri peserta didik bersangkutan.Tujuannya agar saat
memprogramkan pembelajaran, sudah dipikirkan mengenai : intervensi pembelajaran
yang dianggap cocok. Asesmen di sini adalah kegiatan untuk mengetahui
kemampuan dan kelemahan setiap didik dalam segi perkembangan kognitif dan
perkembangan sosial, pengamatan yang sensitif.
Adanya perbedaan
karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus, akan memerlukan
kemampuan khusus guru. Guru dituntu memiliki kemampuan berkaitan dengan cara
mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut meliputi kemarnpuan berpikir, melihat, mendengar,
berbicara, dan cara bersosialisasi. Hal-hal tersebut diarahkan pada
keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku ke arah
pendewasaan. Kemampuan guru semacam itu merupakan kemahiran seorang guru dalam
menyelaraskan keberadaanya dengan kurikulum yang ada, kemudian diramu menjadi
sebuah program pembelajaran individual.
B.
Saran
Kita sebagai calon
pendidik harus tahu bagaimana cara mendidik anak sesuai dengan minat bakat,
karakter dan tentunya anak yang berkebutuhan khusus. Agar kita lebih bijak
dalam memberikan pelayanan khusus dalam menghadapi kasus anak yang berkebutuhan
khusus tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Delphie,Bandi. 2006
. Pembelajaran Anak Berkebutuhan khusus. Bandung: PT Refika Adiatama.
Azwandi,Yosfan. 2007. Media
Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Direktorat Jendaral Pendidikan
Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Iswari, Mega. 2007. Kecakapan
Hidup bagi Anak Berkebuthan Khusus. Jakarta:
Direktorat Jendaral Pendidikan Tinggi
Direktorat Ketenagaan.
Komentar
Posting Komentar