Kebudayaan Etnis Cina Tiong Hoa Di Zaman Modern
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai
macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut
kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu
bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Tidak bisa
kita pungkiri, bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya
kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional.
Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruh terhadap
budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari
kebudayaan daerah, akan sangat berpengaruh pula terhadap kebudayaan daerah atau
kebudayaan lokal.
Kebudayaan
merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas
dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau
daerah.Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka
menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap
individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan
dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
B. Rumusan
Masalah
- Apa yang dimaksud dengan
Kebudayaan ?
- Bagaimana cara menghadapi atau
mempertahankan kebudayaan Tionghoa di kota besar ?
- Apa saja kendala yang dihadapi
untuk mempertahankan kebudayaan tionghoa di kota besar ?
- Bagaimana menghadapi kebudayaan
tionghoa dengan kebudayaan lain yang ada di kota besar ?
C. Tujuan Penulisan
- Memahami definisi Kebudayaan.
- Mengetahui cara menghadapi dan
mempertahankan kebudayaan Tionghoa di kota besar.
- Mengetahui kendala yang di
hadapi dalam mempertahankan kebudayaan Tionghoa di kota besar.
- Mengetahui cara menghadapi
kebudayaan Tionghoa dengan kebudayaan lain yang ada di kota besar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kata “kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu
“buddayah” yang merupakan bentuk jamak dari kata “budhi” yang
berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal”. Pengertian Kebudayaan secara umum adalah
hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang
kompleks yang mencakup pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan
setiap kecakapan, dan kebiasaan. Sedangkan menurut
definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa pengertian kebudayaan
adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan
belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan
Koentjaraningrat, didefinisikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi,
pada bukunya Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan
sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat
menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah
(material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya
agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris
disebut culture. merupakan suatu istilah yang relatif baru karena
istilah culture sendiri dalam bahasa inggris baru muncul pada pertengahan abad
ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843 para ahli antropologi memberi arti kebudayaan
sebagai cara mengolah tanah, usaha bercocok tanam, sebagaimana tercermin dalam
istilah agriculture dan holticulture. Hal ini bisa
kita mengerti karena istilah culture berasal dari bahasa Latin colere yang
berarti pemeliharaan, pengolahan tanah pertanian. Pada arti kiasan kata itu
juga berarti “pembentukan dan pemurnian jiwa”. Seorang antropolog lain, E.B.
Tylor (1871), dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture (New York ;
Brentano’s, 1924), hal 1, yang mendefinisikan pengertian kebudayaan bahwa
kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
B. Mempertahankan Kebudayaan
Tionghoa di Kota Besar
Mempertahankan
kebudayaan harus dimulai dari lingkungan intenal terlebih dahulu, dengan
mempererat hubungan keluarga dan teman yang mempunyai kebudayaan yang sama
dengan tetap merayakan Tahun Baru Imlek dan merayakan hari besar lainnya,
seperti :
- Sembahyang
Abu, yaitu sembayang untuk orang – orang yang sudah meninggal dunia dan
pada bulan tujuh itu umumnya orang tionghoa sembahyang untuk mendoakan
orang yang sudah meninggal itu.
- Setiap
tanggal 22 Desember orang tionghoa biasanya membuat kue onde, umumnya
tanggal 22 Desember ini seluruh keluarga kumpul untuk makan kue onde dan
melakukan sembahyang.
Dalam
lingkungan keluarga harus mengajak anak dan keponakan – keponakan kita ke
tempat – tempat dan pertunjukan – pertunjukan yang menampilkan kebudayaan
tiongkok (Barong Shai dan Opera Cina) supaya mereka para generasi penerus bisa
mengenal dan menyaksikan kebudayaan tiongkok yang pernah ada di Indonesia.
C. Kendala yang didapat Saat
Mempertahankan Kebudayaan Tionghoa di Kota Besar
- Di kota besar agak sulit
memupuk hubungan bertetangga hal ini menyebabakan sulitnya mengembangkan
kebudaayan Tionghoa di masyarakat atau kota besar.
- Di sekolah-sekolah hampir tidak
ada informasi mengenai kebudayaan Tiongkok dan kebudayaan Tiongkok pada
umumnya masuk dan diperkenalkan di Indonesia melalu Wihara atau Ta pek
khong, Sedangkan Wihara atau Ta pek khong adalah tempat ibadah agama
Buddha dan Khong Hu Chu, jadi agak sulit bagi mereka untuk mengenal dan
berkecimpung didalam kebudayaan Tiongkok jika mereka bukan agama budda
ataupun khong hu chu.
D. Menghadapi Kebudayaan Tionghoa
dengan Kebudayaan Lain
Di kota besar kita baru bisa mengenal kebudayaan lain
jika kita sudah mengenal lebih dekat hubungan pertemanan dengan berbagai macam
orang dari suku dan kebudayaan yang berbeda. Karena, dari kedekatan tersebut
dan seringnya kita berbincang satu sama lain sehingga kita dapat mengenal
kebudayan masing-masing cerita mereka.
E. Kebudayaan Saat Perayaan Tahun
Baru Imlek
Selama perayaan Imlek ini, ada beberapa pantangan dan
anjuran yang orang china percaya dapat membawa Banyak dampak bagi kehidupan
siapa saja yang melakukannya, yaitu:
-
Yang dilakukan di Malam Tahun Baru Cina
1.
Dimalam hari sebelum imlek orang china sering
Berkumpul bersama anggota keluarga untuk makan dan sedikit berbincang ringan.
2.
Sembayangan Untuk Hormati leluhur dan mengucap syukur.
3.
Menyalakan kembang api di tengah malam untuk
menandakan keluar dari tahun yang lama dan memasuki tahun yang baru.
4.
Membuka lebar-lebar jendela dan pintu rumah di tengah
malam, Hal ini untuk melepaskan Segala kesialan tahun yang lama.
-
Yang tidak boleh dilakukan di Hari Tahun Baru Cina
1.
Jaga kata-kata, janji dan sumpah serapah karena
kabarnya perkataan pertama yang keluar pada hari imlek bisa benar-benar
terwujud.
2.
Dilarang mencuci rambut agar keberuntungan di awal
tahun tidak ikut luntur.
3.
Pakailah pakaian baru – Pakai warna merah sebagai lambang
kebahagiaan.
4.
Dilarang memakai warna putih atau hitam karena itu
adalah warna berkabung.
5.
Sapalah sesama yang Anda temui dan doakan yang terbaik
untuk mereka.
6.
Dilarang mendatangi orang yang sedang berduka atau
sedang sakit.
7.
Jika sakit namun masih mampu untuk berbenah diri, maka
dianjurkan untuk ikut berkumpul di ruang tamu dengan penampilan yang pantas.
8.
Anda yang belum menikah, dilarang berikan amplop merah
berisi uang keberuntungan.
9.
Dilarang mengepel atau menyapu lantai pada hari imlek.
10. Dilarang mengatakan
kata yang berhubungan dengan kematian atau cerita hantu.
11. Dilarang
memasak.
12. Dilarang
menggunakan pisau atau gunting, oleh karena itu semua harus dipersiapkan
sebelum hari ini.
13. Dilarang
meminjamkan uang dan juga jangan meminjamkan uang atau Anda akan terus meminjam
dan meminjamkan uang sepanjang tahun.
-
Hal – hal yang sering didengar saat tahun baru imlek
adalah sebagai berikut :
1.
Cap Gomeh, yang disebut dengan cap gomeh adalah 14
hari sesudah tahun baru imlek, karena setelah Cap Gomeh tidak boleh lagi
mengucapkan Gong Xi Fat Chai kepada siapapun dan pada saat Cap
Gomeh itu umumnya melaksanakan sembhayang dengan Tuhan.
2.
Kalau tidak turun hujan maka pada tahun itu kurang
rezeki pada yang melaksanakan imlek, hali ini merupakan kepercayaan orang
tionghoa jika sebelum tahun baru dan saat pelaksanaan tahun baru imlek turun
hujan, menurut keyakinan mereka orang – orang tionghoa akan mendapatkan
kemakmuran.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap daerah pasti memiliki kebudayaan seperti dengan
kebudayaan Tionghoa, adapun yang dapat disimpulkan adalah :
- Kebudayaan Tionghoa harus
dipelajari dan diajarkan kepada generasi muda.
- Mempertahankan kebudayaan itu
sangat tidak mudah apalagi di kota besar.
- Kebudayaan dan kepercayaan
setiap daerah berbeda dan kita harus saling menghargai, agar tidak terjadi
keributan.
- Kebudayaan Tionghoa harus
dipertahankan, karena banyak sekali kebudayaan yang dilakukan untuk
kebaikan diri kita sendiri.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan dari makalah
ini adalah, kita sebagai generasi muda janganlah kita melupakan kebudayaan –
kebudayaan nenek moyang kita, karena ada banyak sekali keunikan dari kebudayaan
tersebut dan manfaat bagi kehidupan kita nanti.
👍
BalasHapusThanks untuk Like nya . . . :D
Hapus